Sayyidina Ummarah bin Zaid R.A adalah salah seorang dari perawi-perawi hadist yang mengkhususkan diri mereka untuk memperhatikan hadist-hadist yang bersangkutan dengan masalah Al-Asma Allah Al-Husna. Beliau mengatakan,” telah lama saya berusaha untuk dapat mengetahui mengenai Al-Asma ini. Saya tanyakan kepada ahli-ahli ilmu namun saya tidak dapat menemukan seorang pun yang dapat memberitahukannya kepada saya. Setelah cukup lama akhirnya saya bertemu dengan seorang yang sikapnya penuh semangat dan dia sangat ahli dalam bidang ‘ Istinbathul Ulum ‘ mengeluarkan suatu ma’na dari suatu dalil. Beliau adalah salah seorang dari keturunan Rasul SAW. Seorang yang Alim, banyak beribadah, dan sangat ketat menjaga dirinya dan doanya cepat terkabul.
Maka saya tanyakan kepada beliau mengenai asma yang dinyatakan dalam hadist bahwa barangsiapa yang memelihara keseluruhannya maka dia akan masuk surga. Pada mulanya beliau tampak enggan dan berkeberatan memberitahukannya kepada saya. Namun setelah beberapa saat dia menanggapi saya dan memperhatikan saya. Kemudian beliau berkata kepada saya, kalau bukan karena kepercayaanku padamu dan aku ketahui bahwa engkau betul-betul bersungguh-sungguh dalam berusaha untuk mendapatkan ilmu , maka dia takkan kuberitahukan kepadamu. Oleh karena itu janganlah engkau mengajarkannya kepada sembarang orang terkecuali yang betul-betul engkau percayai. Karena didalamnya terdapat Ismullah Al-A’dhom yang jika engkau berdoa dengannya maka doamu pasti dikabulkan-NYA.
Kemudian beliau berkata lagi, jika engkau akan berdo’a dengan asma yang dimaksudkan itu, maka engkau berpuasalah terlebih dahulu pada hari kamis dan berdoalah dengan asma itu pada waktu malam jum’atnya setelah lewat tengah malam (waktu sahar), dan ketahuilah DEMI ALLAH yang Tiada Tuhan Kecuali Dia, jika seorang mukmin berdoa dengan doa itu pasti dikabulkan Allah Ta’ala. Seandainya yang dia minta adalah untuk dapat berjalan diatas air atau ditengah udara, maka itupun akan dikabulkan-NYA.
Setelah saya mendengar penjelasan beliau, maka saya berkata,” Jelaskanlah kepada saya Asma-Asma yang dimaksud dan Allah selamanya merahmatimu.” Maka beliau berkata, asma-asma itu terdapat dikitab Allah, yaitu :
Ini rincian Asma yang berada didalam surah didalam Al-Qur’anul Kariim :
Setelah Ummarah menceritakan pengalamannya itu dan menyebutkan tertib Asma diatas, beliau mengatakan lagi,” Maka saya pun berdo’a dengan Asma tersebut dan tidak hanya sekali saya buktikan bahwa betul sangat cepat terkabulnya apa yang saya minta. Dan ada pula sejumlah jama’ah yang telah menyalinnya dari saya dan semuanya mengatakan betul sangat cepat ijabahnya. ”
Selain dari beliau, juga Al-Qadhi Majduddin As-Syairazi, setelah menyebutkan beberapa sanad yaitu sumber dari mana dia mendapatnya, dia mengatakan “ DEMI ALLAH yang Tiada Yuhan kecuali Dia, saya telah berdoa dengan asma tersebut pada saat saya berada dalam ketakutan terhadap satu bahaya yang akan menimpa diri saya, maka saya diselamatkan Allah dari bahaya itu.”
Kaifiatu ‘amal :
Jika akan membaca Ismul A’dhoom itu berpuasa terlebih dahulu pada hari kamis ( puasa biasa )
Asma dibaca setelah lewat tengah malam / sepertiga malam ( waktu sahur )
Tawasul sebelum membaca Ismul A’dhoom :
Al-fatehah…( niatkan )…nuhdiihaa ilaa hadroti Sayyidina wa habibina Rasulullah Muhammad ‘bni Abdullah wa ajwazihi wa dzurriyaatihi wa ahli baytihi wa saa-iril anbiyaa-i wal mursaliin wa ali kulli minhum wa shohhabati ajma’iin. Tsumma nuhdi tsawabahaa ilaa khoodimil yauumi, tsumma ila arwahil malaikatil muqorrobiin, tsumma ilaa arwahi rijalil ghoib ainamaa kaanuu hallat arwaahahum min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa.
Tsumma ilaa ruuhi Sayyidina Muhajjir ilallah Ahmad bin Isaa, wa Sayyidina Al-Faqihul Muqoddam Muhammad bin Ali Ba’alawi, wal Habib Abdurrahman bin Muhammad As-seqaf, wal Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad shohibur rotib, wal Habib Alwi bin Ahmad Bahsin,tsumma ilaa ruuhi Al-Habib Ahmad bin Alwi Bahsin, tsumma ilaa ruuhi Al-Habib Ali bin Hasan Al-Atthas,tsumma ilaa ruuhi shohibul wirid Sayyidina Ummaroh bin Zaid. Ra.
Asta’iinu min barokatihaa bi-annallaha yubal-lighu maqooshidanaa wa yaqdhii hajaatinaa wa yaktubus-salamata ‘alaina min syarril jinni wal insii waman aroodanaa bisuu-in, wa ilaa hadrotin nabiyyi Muhammadin Sholallahu ‘alaihi wa alihi wassallama. Al-Fatihah…..1x
Ma’na tawasul diatas :
“ Alfatihah…(niat)…kehadirat sayyidina kekasih kami Rasulullah Muhammad SAW bin Abdillah, dan kepada istri-istri beliau, dan anak keturunanya serta seluruh keluarganya dan kepada para Nabi dan Rasul dan semua keluarga mereka dan semua shahabat-shahabatnya.
Kemudian ditujukan kepada semua Malaikat yang menjaga hari, dan kepada semua Malaikat yang dekat kedudukannya kepada Allah, kemudian kepada semua Rijal Ghoib dimanapun berada baik yang berada disebelah timur bumi sampai sebelah barat, baik dilautan maupun didaratan. Kemudian kehadirat Pemimpin kami Al-Muhajir Ilallah Ahmad bin Isa, juga kepada Sayyidina Al-Faqihil Muqaddam Muhammad bin Ali Ba ‘Alawi, kepada Sayyidina Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad Asseqaf, dan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad shohibur Ratib, juga untuk Habib Alwi bin Ahmad Bahsin. Kemudian kepada kehadirat Al-Ustadz Al-Habib Ahmad bin Alwi Bahsin. Kemudian juga kepada ……………………( sebut nama yang ingin di Fatehai ).
Al-Fatihah khusus kepada semua mereka yang wafat dari orang-orang muslim seluruhnya, Sesungguhnya Allah menolong mereka dengan Rahmat dan Ampunan dan menempatkan mereka di surga dengan rahmatNYA.Aku meminta pertolongan dengan sebab keberkahan Alfatihah dan mereka yang tersebut karena sesungguhnya Allah menyampaikan maksud kami dan mengabulkan hajat kami serta memberikan keselamatan atas kami dari kejelekan jin dan manusia serta orang-orang yang berniat jelek pada kami.Dan kehadirat Nabi Muhammad SAW. AlFatihah……1x
Allahumma inni as-aluka bijamii’i asmaa-ikal husna maa’alimtu minhaa wa maalam a’lam wa as-aluka bismikal ‘adhiimil a’dhoomul Kabiiril akbar.Alladzii man da’aaka bihi ajabtahu wa man sa-alaka bihi a’thoytahu.
=== Sempurna Revisi,Insya Allah ===
Catatan : Saat membaca doa Asmaul A’dhom, lengkapilah dengan adab-adab doanya.